Header Ads

khutbah jum'at 2011 : BILA BENCANA MELANDA

KHUTBAH PERTAMA


Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Marilah senantiasa berupaya meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT. Terlebih,
setelah satu bulan yang lalu kita ditarbiyah Allah SWT dalam bulan-Nya yang mulia;
Ramadhan Al-Mubarak. Kita kita berada di tengah-tengah bulan Syawal. Syawal
yang berarti peningkatan, sudah selayaknya kita lalui dengan meningkatkan taqwa
kita kepada Allah SWT. Dengan taqwa inilah kita akan mendapatkan kemudahan dari
Allah SWT dalam urusan-urusan kita; urusan duniawi maupun urusan ukhrawi di
hari kiamat nanti.
[ ا [الطلق/ 4 : سر ي ه ر م& أ ن م له& 2 ل ع يج له) ال ق; يت ن م و
Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusan-Nya. (QS. Ath-Thalaq : 4)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pasca aktifitas silaturahim kita dalam momen Idul Fitri Syawal 1430 H ini, tiba-tiba
kita dikejutkan dengan terjadinya gempa yang menimpa saudara-saudara kita di
Sumatra Barat, khususnya Padang. Maka musibah ini seketika menimbulkan duka di
Bersama Dakwah
Khutbah Jum'at Bila Bencana Melanda
hati kita. Meskipun –mungkin- tidak ada keluarga dan kerabat dekat kita yang
menjadi korban di sana, namun ukhuwah Islamiyah telah melebihi ikatan darah.
Sehingga saat saudara-saudara kita dilanda gempa, kita pun merasakan
goncangannya dalam jiwa kita. Rasa sedih itupun ikut datang dan mewarnai perasaan
kita. Dan memang begitulah seharusnya. Saat sebagian orang beriman ditimpa
bencana, orang beriman lainnya turut merasakannya. Seperti sabda Rasulullah SAW :
ئر ا س ه& ى ل اع تد و q عض ه ن ى م & ك شت ا ا &ذ إ د س لج2 ل ا &ث م م ه طف ا ع ت و م ه حم ا ر ت و م هs اد و ى ت ف ني م مؤ ل2 ل ا &ث م
مى; ح 2 ال و ر ه; بالس د س لج2 ا
Perumpamaan orang-orang beriman dalam cinta, belas kasih, dan rasa simpati
ibarat satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh tidak bisa tidur
(akan merasakan sakit) dan demam. (Muttafaq ‘alaih)
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Azza wa Jalla,
Entah kali keberapa bencana ini menimpa negeri kita, Indonesia. Bencana demi
bencana seakan susul menyusul tiada henti, datang silih berganti.
Lalu bagaimana kita menyikapi bencana? Seperti apa Islam mengajarkan kita bila
bencana melanda?
Pertama, menyadari segalanya milik Allah dan akan kembali kepada Allah.
Inilah paradigma dasar yang akan mengantarkan seseorang menuju sabar. Dan dari
kesabaran yang ia mampu hadirkan saat menghadapi bencana, seorang muslim akan
mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Allah SWT.
Kesadaran ini adanya memang dalam hati. Paradigma ini adanya memang di dalam
jiwa manusia yang tidak bisa diketahui secara sempurna oleh sesamanya. Namun,
secara reflek reaksi seseorang saat mendapati bencana mencerminkan kesadaran dan
paradigma ini. Karenanya saat seorang muslim ditimpa bencana dan langsung keluar
ucapan seketika dari lisannya “inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’un”, insya Allah ia
termasuk orang-orang yang sabar.
( ين ر اب ; الص رs ش ب و ات ر ثم) ال و فس أن&2 ال و ال و م& لأ2 ا ن م T ص2 ق ن و جوع 2 وال ف و لخ2 ا ن م Tء ي ش ب كم ;ن لو ب ن&ل و
[156 ، ( 156 ) [البقرة/ 155 & عون اج ر ه ي&ل نا إ ; إ و له) ا ل ; إن لوا قا& ة € صيب م هم بت ا ص& ا أ &ذ إ ين لذ) 155 ) ا
Bersama Dakwah
Khutbah Jum'at Bila Bencana Melanda
Dan, sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’un”
(sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali
kepada-Nya). (QS. Al-Baqarah : 155-156)
Dalam Fi Dhilalil Qur’an kita mendapati penjelasan yang bagus dari Sayyid Quthb
tentang kesadaran yang harus kita miliki. Bahwa “Kita adalah milik Allah. Kita
semua dan segala sesuatu yang ada pada kita. Eksistensi kita dan zat kita adalah
kepunyaan Allah. Dan, kepada-Nyalah kita kembali dan menghadap dalam setiap
perkara. Maka, kita harus pasrah dan menyerah secara mutlak. Menyerah sebagai
perlindungan terakhir yang bersumber dari pertemuan vis a vis dengan satu hakikat
dan pandangan yang benar.”
Kedua, sabar menghadapinya.
Sabar adalah suatu pekerjaan yang sangat berat dilakukan. Namun yang paling berat
adalah sabar pada benturan pertama. Tetapi, justru inilah hakikat sabar saat
menghadapi musibah.
Saat seseorang hidup dengan beragam kenikmatan, tiba-tiba kenikmatan itu dicabut
seketika oleh Allah SWT, banyak orang yang shock, terguncang, panik, lalu secara
spontan keluarlah tangisan, jeritan, bahkan cercaan dari lisannya sendiri yang
menggambarkan betapa ia tidak siap dengan musibah itu. Saat seseorang biasa
dengan kehidupan sebagai orang kaya, lalu tiba-tiba jatuh miskin, saat-saat itulah
yang paling berat baginya. Saat seseorang memiliki rumah, kendaraan, dan berbagai
harta yang disukai dan dibanggakannya, lalu tiba-tiba gempa menghancurkan
segalanya, itulah saat-saat paling berat baginya. Tapi, di situlah letak kesabaran akan
nyata. Apakah ia memilikinya atau tidak.
Persis seperti hadits yang diriwayatkan Anas. Bahwa ada perempuan menangis di
pemakaman. Nabi SAW berkata kepada wanita itu “Bertaqwalah kepada Allah dan
bersabarlah.” Wanita itu menjawab, “Pergilah, kamu tidak pernah ditimpa musibah
seperti yang menimpaku.” Wanita itu belum mengenal Nabi SAW. Ketika diberitahu
bh beliau adalah Nabi SAW, wanita itu mendatangi beliau. Wanita itu berkata, “Aku
belum mengenal engkau.” Nabi SAW bersabda:
ى& لول ? ة ا م د; الص د ن ر ع ب; ا الص م;ن إ
“Sabar itu pada benturan pertama.” (HR. Bukhari)
Bersama Dakwah
Khutbah Jum'at Bila Bencana Melanda
Bagi orang yang sabar-lah Allah menjanjikan keberkahan dan rahmat sebagaimana
firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah : 157.
Bagi mereka yang kehilangan keluarganya dalam musibah seperti gempa ini dan
bersabar, baginya surga sebagai balasannya.
ة ;ن لج2 ل ا ) ه إ سب ت اح ; ثم ا ، ي دنG ل ال ه& أ ن ه م ;ي ف ص ت ض قب& ا &ذ ء ، إ † ا ز ى ج د ن ع ن م مؤ ل2 ى ا د ب لع ا م
Jika seorang hamba ditinggal mati orang yang paling dicintainya, lalu ia bersabar
dan mengharapkan pahala dari Allah, maka tidak ada pahala baginya, kecuali
surga. (HR. Bukhari)
Bahkan, musibah dalam skala kecil saja akan menjadi penebus dosa baginya, jika ia
bersabar dalam menghadapinya.
ة ;ن لج2 ل ا ) ه إ سب ت اح ; ثم ا ، ي دنG ل ال ه& أ ن ه م ;ي ف ص ت ض قب& ا &ذ ء ، إ † ا ز ى ج د ن ع ن م مؤ ل2 ى ا د ب لع ا م
Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sakit, gelisah,
sedih, gangguan, gundah gulana, maupun duri yang mengenainya (adalah ujian
baginya). Dengan ujian itu Allah mengampuni dosa-dosanya. (Muttafaq ‘alaih)
Ketiga, melakukan introspeksi
Bencana yang menimpa seorang muslim bisa jadi adalah ujian, bisa jadi juga teguran
atas kesalahan yang diperbuatnya.
Jika bencana itu merupakan ujian maka beruntunglah ia dan masyarakat itu. Sebab
semakin besar ujian, semakin besar pahalanya. Maka, sabar dan ridha pada ujian itu
adalah pilihan terbaik.
له && ف & ط خ س ن م ا و ضs الر ه& فل& ى ض ر ن فم& هم & ل بت ا ا :م و& ق ; ب ح& ا أ &ذ إ له) ال ) ن إ و لء& لب2 ا م& ظ ع ع م اء ز لج2 ا م& ظ ع ) ن إ
ط سخ; ال
Sesungguhnya besarnya pahala diukur dengan besarnya ujian, dan bila Allah suka
kepada kaum, maka mereka diuji. Jika mereka ridha maka Allah ridha dan bila dia
marah, Allah pun marah kepadanya. (HR. Tirmidzi)
Bersama Dakwah
Khutbah Jum'at Bila Bencana Melanda
Bencana bisa juga merupakan teguran atas kesalahan manusia. Bahkan, Nabi Yunus
saja pernah ditegur Allah SWT atas kesalahannya dan beliau pun mendapatkan
bencana berupa ditelan ikan hiu saat naik kapal dan kapalnya nyaris tenggelam.
Tetapi Nabi Yunus segera sadar dan bertaubat kepada Allah. Maka, beliaupun
menjadi Nabi terpilih yang dibanggakan Allah dalam surat Al-Qalam.
Mungkin gempa yang menimpa kita hari-hari ini juga akibat kesalahan dan dosadosa
kita. Maka, jalan terbaiknya adalah mengevaluasi diri dan masyarakat kita,
khususnya para pemimpin harus melakukan evaluasi ini. Setelah menyadari
kesalahan dan dosa kita, segeralah bertaubat, memohon ampun kepada Allah dan
melakukan perbaikan secepatnya.
Tidak hanya hablumminallah dan hablumminannas yang kita evaluasi, tetapi
hablumminal alam juga perlu kita tengok kembali. Bagaimana kita berinteraksi
dengan alam ciptaan Allah ini. Apakah selama ini kita mengeksploitasi tanpa
berupaya melestarikan alam secara baik. Barangkali penggundulan hutan yang telah
kita lakukan. Dan sebaliknya kita tidak pernah serius dalam melakukan reboisasi dan
lain sebagainya.
Keempat, bangkit kembali dari keterpurukan dan mengambil hikmahnya
Saat bencana terlewati, di samping taubat yang kita lakukan, kitapun perlu segera
bangkit dan menatap masa depan. Bangkit kembali mental perjuangan kita. Bangkit
pula kita dan masyarakat secara fisik dan materi. Rekonstruksi harus segera
dilakukan dan pemerintah bertanggungjawab atas hal ini.
Perlu juga disadari bahwa setiap bencana membawa hikmah yang setara atau lebih
besar dari bencana itu. Betapa banyaknya orang-orang yang kemudian bertaubat dan
istiqamah dalam taubatnya pasca bencana. Betapa banyaknya orang-orang yang
kemudian sukses pasca bencana karena ia mampu melihat “celah sejarah” dan
memanfaatkan momentum yang tepat. Betapa banyak negeri yang berjaya justru
setelah bencana datang menimpanya.
Bersama Dakwah
Khutbah Jum'at Bila Bencana Melanda
KHUTBAH KEDUA
& كون ر مش ل2 ا ه ر& ك و&ل و ه‹ كل دين s ى ال &ل ه ع ر ظه2 ي ل s ق لح2 ا ين د ى و هد 2 بال ه& سول ر & سل ر& ي أ لذ) ا له) د ل م لح2 ا
له. سو ده ور دا عب : ; م مح ن ) د أ ، وأشه ه& ل يك شر ه ل د ح ل و ? إل ا ه& ل إل 2 د أن ه ش&أ
[ } [آل عمران: 102 & مون سل م تم ن&أ ل و إ ; تن مو ل ت و ته ا& تق ; ق ح له) قوا ال ت; نوا ا آم ين لذ) ا ا هG أي& ا { ي
ن م و كم نوب ذ كم & ل ر ف غ ي و كم & مال ع& أ كم ل& ح ل يص دا * : ي د ل س و& لوا ق قو و له) قوا ال ت; نوا ا آم ين لذ) ا ا هG أي& ا { ي
.[71 ، ا } [الحزاب: 70 : يم ظ زا ع : و& ف از & ف د&ق& ه ف & سول ر و له) ال ع يط
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Sebelum kita memanjatkan doa di akhir khutbah jum’at ini, marilah kita renungka
firman Allah SWT:
هم ا ذن2 خ& فأ& بوا ذ) & ك ن ك&ل و ض ر& لأ2 ا و ماء ; الس ن م T ات & ك ر ب م ه لي& ا ع ن تح &ف& ا ل و&ق; ات نوا و م] ى آ قر ل2 ا & ل ه& أ ) ن& أ و&ل و
[ [العراف/ 96 & بون س2 يك نوا كا& ا م ب
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. (QS. Al-A’raf : 96)
Marilah kita kembali kepada Allah dengan beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
Marilah kita ajak keluarga kita untuk beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Marilah kita ajak tetangga dan masyarakat kita untuk beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT. Marilah kita bersama-sama mengupayakan negeri tercinta ini menjadi
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Setelah itu, kitalah atau anak keturunan
kita yang akan menjadi saksi atas janji Allah; melimpahnya berkah dari langit dan
bumi.
ا: ليم س موا ت ل‹ س و ه ي&ل لوا ع Ž نوا ص آم ين لذ) ا ا هG أي& يا s ي نب; ى ال &ل ع & لون Ž يص ه كت& لئ م و له) ن ال ) إ
ك بار و يم اه بر إ آل و هيم ا ر إب لى & ع ت لي) ا ص م& ك T مد; مح لى آل & ع ى و s s لم? ا s ى نب; ال T مد; مح لى & ى ع ‹ل ص ; هم ل) ال
يد ج د م q ي حم نك; إ يم اه بر إ لى آل & ع و يم اه بر ى إ &ل ع ت2 ك بار ما & ك s ىs لم? ا s ى نب; ال T د; م مح ى &ل ع
Bersama Dakwah
Khutbah Jum'at Bila Bencana Melanda


dari bersama dakwah khutbah
dari bersama dakwah khutbah jumatjumat 2011,khutbah jum'at 2011
Diberdayakan oleh Blogger.