Seruan MUI untuk Obama
Seruan MUI untuk Obama
Nasional
8/11/2010 | 01 Zulhijjah 1431 H | Hits: 3.559
Oleh: Tim dakwatuna.com
Obama - SBY
dakwatuna.com – Jakarta, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kerjasama RI-AS yang akan terjalin pascakedatangan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama tidak menguntungkan AS belaka. Akan tetapi, menurut Ketua MUI, Slamet Effendy Yusuf, hubungan keduanegara harus didasari faktor menghargai eksitensi keberadaan satu sama lain, sehingga terjadi interaksi yang positif dan tidak merugikan salah satu pihak. “Bahkan prinsip tersebut perlu diterapkan Obama dalam hubungan dengan dunia Islam secara keseluruhan,”kata dia saat jumpa pers pertemuan pemimpin organisasi agama Indonesia di Jakarta, Senin (8/11)
Slamet yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan saat ini AS telah termakan oleh tesis yang pernah disampaikan oleh Samuel P Huntington tentang terjadinya benturan peradaban. Tesis tersebut menyatakan kelak hanya akan terdapat tiga kelompok kekuatan besar yang berpotensi berkonflik yaitu dunia Barat dengan latar belakang agama Kristen, dunia Islam berbasis agama Islam, dan dunia Timur berdasar filsafat Confucius. Padahal, tesis yang dikeluarkan pada tahun 1998 itu secara ilmiah dan fakta tak bisa dibuktikan
Oleh karena itu, tandas Slamet, mestinya ketika berkunjung ke Indonesia Obama mengingat kembali tentang kultur Indonesia yang penuh kekeluargaan. Apalagi, Indonesia mempunyai potensi menjadi bangsa besar dilihat dari sumber daya manusia dan sumberdaya alam.
Karenanya, AS dituntut melihat dan mempertimbangkan nilai-nilai universalitas yang dimiliki oleh bangsa lain. Sehingga pola interaksi AS dengan negara lain terutama dunia Islam bisa semakin membaik.”AS tak boleh paksakan nilai-nilai tetapi di saat sama menafikan nilai-nilai negara lain,”kata dia.
Nasional
8/11/2010 | 01 Zulhijjah 1431 H | Hits: 3.559
Oleh: Tim dakwatuna.com
Obama - SBY
dakwatuna.com – Jakarta, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kerjasama RI-AS yang akan terjalin pascakedatangan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama tidak menguntungkan AS belaka. Akan tetapi, menurut Ketua MUI, Slamet Effendy Yusuf, hubungan keduanegara harus didasari faktor menghargai eksitensi keberadaan satu sama lain, sehingga terjadi interaksi yang positif dan tidak merugikan salah satu pihak. “Bahkan prinsip tersebut perlu diterapkan Obama dalam hubungan dengan dunia Islam secara keseluruhan,”kata dia saat jumpa pers pertemuan pemimpin organisasi agama Indonesia di Jakarta, Senin (8/11)
Slamet yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan saat ini AS telah termakan oleh tesis yang pernah disampaikan oleh Samuel P Huntington tentang terjadinya benturan peradaban. Tesis tersebut menyatakan kelak hanya akan terdapat tiga kelompok kekuatan besar yang berpotensi berkonflik yaitu dunia Barat dengan latar belakang agama Kristen, dunia Islam berbasis agama Islam, dan dunia Timur berdasar filsafat Confucius. Padahal, tesis yang dikeluarkan pada tahun 1998 itu secara ilmiah dan fakta tak bisa dibuktikan
Oleh karena itu, tandas Slamet, mestinya ketika berkunjung ke Indonesia Obama mengingat kembali tentang kultur Indonesia yang penuh kekeluargaan. Apalagi, Indonesia mempunyai potensi menjadi bangsa besar dilihat dari sumber daya manusia dan sumberdaya alam.
Karenanya, AS dituntut melihat dan mempertimbangkan nilai-nilai universalitas yang dimiliki oleh bangsa lain. Sehingga pola interaksi AS dengan negara lain terutama dunia Islam bisa semakin membaik.”AS tak boleh paksakan nilai-nilai tetapi di saat sama menafikan nilai-nilai negara lain,”kata dia.
Post a Comment