Hasil Penelitian: Muslim Skotlandia Lebih Mudah Berbaur Dibandingkan di Inggris
Integrasi lebih mudah bagi umat Islam di Skotlandia daripada di Inggris, hasil penelitian baru menemukan hal tersebut.
Jajak pendapat, untuk British Council Skotlandia, juga menemukan enam dari 10 warga Skotlandia percaya umat Islam berintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari rakyat Skotlandia.
Namun, jajak pendapat itu juga menemukan bahwa warga Skotlandia memiliki pendapat yang kurang menguntungkan bagi umat Islam dibandingkan dengan kelompok agama lain.
Dan orang-orang yang merespons hal tersebut, merasa salah satu hambatan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan Skotlandia bagi umat Islam adalah budaya minum minuman keras.
Umat Islam susah untuk berpartisipasi dalam kaitannya dengan minuman alkohol khususnya dalam hal berintegrasi di masyarakat umum Skotlandia.
Hal ini dilihat sebagai penghalang utama dalam praktek integrasi umat Islam ke dalam kehidupan Skotlandia.
Penelitian dari jajak pendapat ini bertujuan untuk mengatasi kecurigaan yang tumbuh antara masyarakat Muslim dan masyarakat yang lebih luas.
Dua pertiga (65%) responden memiliki pendapat yang baik terhadap Muslim - tiga kali lebih banyak dari opini orang-orang yang negatif terhadap umat Islam (21%).
Survei yang dilakukan oleh Ipsos Mori, juga menemukan bahwa 46% dari responden berpikir bahwa umat Islam yang tinggal di Skotlandia setia kepada negara, sementara 33% mengira mereka tidak bisa setia terhadap negara Skotlandia.
Sebanyak 66% dari warga Skotlandia berpikir, percobaan pengeboman Bandar Udara Glasgow pada bulan Juli 2007 lalu telah membuat orang-orang di Skotlandia kurang toleran terhadap umat Islam, sementara 48% berpikir warga Skotlandia akan mulai kehilangan identitasnya jika umat Islam semakin banyak datang untuk tinggal di sana.
Sebagian besar dari 1.006 responden, baik muslim dan non-Muslim, merasa proses integrasi lebih mudah di Skotlandia daripada di Inggris.
Hal ini disebabkan karena jumlah umat Islam yang tinggal di sini lebih sedikit dibandingkan di Inggris.
Ada perasaan yang kuat di antara umat Islam bahwa integrasi di Skotlandia sebagian besar satu arah - dengan umat Islam berupaya untuk beradaptasi dengan kehidupan Skotlandia.
Namun, kalangan non-Muslim Skotlandia, pandangan yang dominan menyatakan bahwa umat Islam harus lebih berupaya untuk berinteraksi dan benar-benar harus mengadopsi kebiasaan Skotlandia.
Faktor-faktor seperti berbicara dalam bahasa mereka sendiri dan mengenakan pakaian tradisional - khususnya cadar - dipandang sebagai bukti bahwa mereka tidak bisa berintegrasi.
Namun, ada pandangan yang kuat di antara semua kelompok bahwa generasi muda Muslim dan non-Muslim lebih berrintegrasi dari generasi sebelumnya.(fq/bbc)
Jajak pendapat, untuk British Council Skotlandia, juga menemukan enam dari 10 warga Skotlandia percaya umat Islam berintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari rakyat Skotlandia.
Namun, jajak pendapat itu juga menemukan bahwa warga Skotlandia memiliki pendapat yang kurang menguntungkan bagi umat Islam dibandingkan dengan kelompok agama lain.
Dan orang-orang yang merespons hal tersebut, merasa salah satu hambatan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan Skotlandia bagi umat Islam adalah budaya minum minuman keras.
Umat Islam susah untuk berpartisipasi dalam kaitannya dengan minuman alkohol khususnya dalam hal berintegrasi di masyarakat umum Skotlandia.
Hal ini dilihat sebagai penghalang utama dalam praktek integrasi umat Islam ke dalam kehidupan Skotlandia.
Penelitian dari jajak pendapat ini bertujuan untuk mengatasi kecurigaan yang tumbuh antara masyarakat Muslim dan masyarakat yang lebih luas.
Dua pertiga (65%) responden memiliki pendapat yang baik terhadap Muslim - tiga kali lebih banyak dari opini orang-orang yang negatif terhadap umat Islam (21%).
Survei yang dilakukan oleh Ipsos Mori, juga menemukan bahwa 46% dari responden berpikir bahwa umat Islam yang tinggal di Skotlandia setia kepada negara, sementara 33% mengira mereka tidak bisa setia terhadap negara Skotlandia.
Sebanyak 66% dari warga Skotlandia berpikir, percobaan pengeboman Bandar Udara Glasgow pada bulan Juli 2007 lalu telah membuat orang-orang di Skotlandia kurang toleran terhadap umat Islam, sementara 48% berpikir warga Skotlandia akan mulai kehilangan identitasnya jika umat Islam semakin banyak datang untuk tinggal di sana.
Sebagian besar dari 1.006 responden, baik muslim dan non-Muslim, merasa proses integrasi lebih mudah di Skotlandia daripada di Inggris.
Hal ini disebabkan karena jumlah umat Islam yang tinggal di sini lebih sedikit dibandingkan di Inggris.
Ada perasaan yang kuat di antara umat Islam bahwa integrasi di Skotlandia sebagian besar satu arah - dengan umat Islam berupaya untuk beradaptasi dengan kehidupan Skotlandia.
Namun, kalangan non-Muslim Skotlandia, pandangan yang dominan menyatakan bahwa umat Islam harus lebih berupaya untuk berinteraksi dan benar-benar harus mengadopsi kebiasaan Skotlandia.
Faktor-faktor seperti berbicara dalam bahasa mereka sendiri dan mengenakan pakaian tradisional - khususnya cadar - dipandang sebagai bukti bahwa mereka tidak bisa berintegrasi.
Namun, ada pandangan yang kuat di antara semua kelompok bahwa generasi muda Muslim dan non-Muslim lebih berrintegrasi dari generasi sebelumnya.(fq/bbc)
Post a Comment